Intip Yuk ! Sukses Bisnis Penggemukan Sapi Panen Setiap Idul Adha

by Triana Zahara

Kebutuhan akan daging sapi di kalangan msyarakat kita tergolong tinggi, namun hal ini belum bisa dicukup pasokannya oleh peternak kita. Karenanya hal ini membuat harga daging sapi cenderung tinggi.

Namun begitu permintaan akan daging sapi tidak pernah sepi peminat, terlebih lagi ketika memasuki momen khusus seperti hari raya Idul Adha. Karenanya jangan heran banyak peternak dadakan ketika mendekati hari raya Idul Adha.

Karenanya bisnis peternakan atau menernakan sapi menjadi bisnis yang mempunyai prospek yang cerah. Meski begitu, namun menjalankan bisnis peternakan sapi tidak semudah yang kta bayangkan. Dalam bisnis ini membutuhkan kesabaran dan ketelitian untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Walau begitu, bila bisnis bisa berjalan dengan baik keuntungan yang diberikan juga sangat menggiurkan karena keuntungannya bisa mencapai jutaan bahkan puluhan juta.

Namun sebelum memulainya simaklah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam budidaya beternak sapi.

Hal pertama yang harus Anda ketahui adalah jenis sapi yang umumnya diternakan. Berikut adalah jenis sapi yang umumnya diternakan :

Jenis-Jenis Sapi Potong

Secara umum di Indonesia sapi potong yang diternakan ada 3 jenis yaitu sapi lokal, impor dan persilangan. Jenis sapi potong yang biasa diternakan sendiri adalah sebagai berikut :

1. Sapi Ongole

Jenis sapi yang berasal dari India ini mampu beradaptasi dengan baik di negara kita yang beriklim tropis. Jenis ini cukup diminati para peternak, namun pertumbuhannya cenderung lambat karena membutuhkan waktu 4 – 5 tahun untuk menjadi dewasa. Sapi ini secara umum mempunyai 2 jenis yaitu peranakan Ongole (PO) dan Sumba Ongole (SO).

Jenis sapi ini mempunyai ciri warna kulitnya yang putih, dengan warna kepala yang sedikit lebih gelap dan cenderung mendekati abu-abu. Sedangkan untuk postur tubuhnya, sapi ini mempunyai tubuh yang sedikit panjang dengan leher pendek dan kaki yang terlihat panjang.

2. Sapi bali

Jenis sapi bali juga merupakan jenis sapi yang umum diternakan. Jenis sapi bali mempunyai tubuh yang berwarna coklat, namun seiring bertambahnya usia warna tubuhnya akan berubah menjadi semakin gelap.

Sapi ini banyak digemari karena mempunyai tekstur daging yang lembut dengan kandungan lemak yang rendah. Namun jenis sapi ini hanya cocok untuk diternakan pada daerah beriklim tropis dengan ketinggian 100 mdpl. Daerah seperti Bali, NTB, NTT dan Sulawesi merupakan daerah yang menjadi sentra peternakan sapi bali.

3. Sapi Impor

Jenis sapi impor ini merupakan jenis sapi potong yang paling sering digunakan dalam budidaya sapi. Seiring perkembangan zaman, kini sapi yang berasal dari daerah seperti Amerika dan Eropa dapat dibudidayakan di negara kita yang beriklim tropis.

Jenis sapi ini mempunyai keunggulan dalam pertumbuhan daging dan ukuran tubuh yang tidak dimiliki jenis sapi lokal. Jenis sapi inpor yang cukup terkenal dibudidayakan adalah sapi limosin dari Perancis, sapi simental dari Swiss dan aberdeen Angus dari Skotlandia.

Cara Budidaya Ternak Sapi Potong

Setelah mengetahui jenis-jenis sapi yang biasa dibudidayakan untuk dijadikan sapi potong, selanjutnya Anda harus tahu cara membudidayakan atau menggemukan sapi. Perhatikan beberapa hal berikut dalam membudidayakan dan menggemukan sapi :

1. Pemilihan Bibit Sapi

Hal pertama yang harus dilakukan dalam budidaya sapi adalah pemilihan bibit sapi. Ini merupakan hal dasar yang akan sangat berpengaruh pada generasi sapi selanjutnya. Dengan kualitas bibit yang baik tentu sapi yang dihasilkan nantinya juga akan berkualitas baik pula.

Ketika akan membeli bibit sapi, pilihlah bibit yang mempunyai ciri sebagai berikut :

  • Ukuran kepala dan badan haruslah berimbang, pastikan leher sapi kekar dengan tulang punggung yang lurus dan sejajat atau tidak bengkok.
  • Pilih bibit yang berumur paling tidak 2 – 3 tahun yang ditandai dengan adanya gigi power sebanyak 4 buah. Bibit dengan ciri ini sangat berpotensi menambah bobot tubuh yang lebih tinggi. Pastikan umur bibit yang akan dibeli tidak terlalu mudah atau tua.
  • Pilihlah bibit sapi jantan, meskipun harganya akan sedikit lebih mahal namun sapi jantan akan mempunyai bobot yang lebih berat dibanding sapi betina.
  • Bibit sapi yang ideal untuk dibudidayakan adalah yang mempunyai panjang 170 cm dan tinggi pundak kurang lebih 135 cm.
  • Pastikan bibit sapi tidak mempunyai cacat bawaan dengan berat minimalnya 200 kg.
  • Pastikan bibit sapi mempunyai bulu yang pendek dan tidak berminyak. Bulu bibit sapi juga harus halus, cerah / tidak kusam dan berdiri.
  • Pastikan bentuk mukanya panjang dan matanya berbinar.

2. Penggemukan Sapi

Faktor selanjutnya yang sangat berpengaruh pada budidaya sapi adalah faktor penggemukan dari sapi itu sendiri.

Cara penggemukan sapi sendiri bisa dipengaruhi dari luas kandang, pemberian pakan, hingga usia. Cara penggemukan sapi umumnya dilakukan dengan sistem kandang atau kereman karena akan meningkatkan nilai jual dan juga memudahkan dalam pemanfaatan kotoran sapi.

Penggemukan sapi dengan sistem kandang atau kereman dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

  • Masukkan sapi ke dalam kandang.
  • Berikan pakan dan air tanpa pembatasan.
  • Gunakan pakan hijauan dan konsentrat.
  • Jangan pekerjakan sapi.
  • Untuk meningkatkan nafsu makan dan daya tahan tubuh berilah obat cacing dan suplemen secara teratur.
  • Penggemukan sapi dapat dilakukan selama sekitar 100 hari.

Sebagai catatan sebaiknya gunakan suplemen yang dibuat dari bahan-bahan organik agar penggemukan sapi dapat dilakukan selama 100 hari. Salah satunya dengan menggunakan probiotik sapi GDM.

Pastikan pula perawatan yang Anda lakukan sudah dilakukan sebaik mungkin agar penggemukan tidak terlalu lama melebihi 100 hari.

3. Pemberian Pakan

Pakan adalah sumber protein bagi sapi dan akan diubah menjadi energi untuk menunjang pertumbuhan sapi, karenanya faktor pakan menjadi faktor terpenting dalam budidaya sapi. Pastikan jumlah dan kualitas pakan yang diberikan sudah sesuai agar energi tersebut akan diubah menjadi daging dan lemak. Ada beberapa hal dalam pakan sapi yang harus diperhatikan yaitu :

  • Pakan sapi haruslah mudah didapatkan.
  • Kaya akan kandungan zat gizi.
  • Harus selalu bisa didapatkan setiap waktu dengan harga yang terjangkau.
  • Ada pengganti pakan utama bila tidak tersedia, namun pastikan kualitasnya sama.
  • Pastikan pakan sapi tidak beracun, rusak atau bahkan dipalsukan.

Pakan hijauan yang dibuat dari dedaunan, rerumputan dan kacang-kacangan merupakan pakan yang umumnya diberikan. Sebagai gambaran, setiap sapi memerlukan pakan hijauan sekitar 10 – 12% dari bobot tubuhnya dan pakan tambahan sekitar 1 – 2%.

Berikan pakan hijauan sebanyak 3 kali setiap harinya, sedangkan pakan tambahan sebaiknya diberikan sebelum pemberian pakan hijauan. Jangan lupa pemberian suplemen dilakukan secara rutin pada sapi untuk menunjang pertumbuhannya.

4. Kandang

Faktor penting lainnya dalam budidaya sapi adalah faktor kandang sebagai tempat penampung sapi. Konstruksi kandang sapi juga dapat disesuaikan dengan skala peternakan dan juga dana yang Anda punya. Namun pastikan kandang mampu menjaga sapi dari pengaruh iklim lokal hingga perubahan cuaca yang terjadi.

Kandang sapi yang biasa digunakan sendiri ada 3 macam yaitu kandang dinding terbuka, setengah terbuka dan tertutup. Kandang sapi terbuka dan setengah terbuka umumnya digunakan pada daerah dataran rendah dengan cuaca panas dan tiupan angin yang kencang. Sedangkan kandang tertutup digunakan pada daerah dingin dan berangin, kandang tertutup juga digunakan untuk anakan sapi.

Selain beberapa hal tersebut, kandang sapi yang dibuat juga harus memperhatikan hal berikut ini :

  • Jangan gunakan bahan yang bisa melukai capi seperti kayu atau tembok pada tempat makan dan minum sapi.
  • Pastikan tiang penyangga atau tempat tambat sapi kokoh, ini digunakan untuk mengikat sapi agar tidak terlalu banyak bergerak.
  • Pastikan setiap kandang mempunyai peralatan seperti sekop, sapu lidi, garu, selang, sikat dan tali.

 

 

Related Posts